Langsung ke konten utama

Classless Routing dan Perbedaannya dengan Classful Routing

Di postingan sebelumnya sudah dicontohkan topologi classful routing dan sedikit dijelaskan mengenai perbedaan informasi yang dikirimkan antara classful routing dengan classless routing. Di postingan kali ini akan ditunjukkan perbedaan antara protokol classful routing (RIPv1) dengan protokol classless routing (RIPv2) menggunakan topologi classless (VLSM) seperti di bawah ini.


Dengan proses konfigurasi IP Address sebagai berikut:
Router 1:


Router 2:


PC-1:


PC-2:


PC-3:


PC-4:


Uji coba ping antar PC beda subnet satu router (PC-4 ke PC-3):


Di penjelasan mengenai classful routing, kita mengetahui bahwa protokol classful routing tidak mendukung VLSM karena informasi mengenai Subnet Mask tidak dikirimkan dalam proses routing. Lalu apa yang terjadi bila topologi VLSM seperti diatas menggunakan protokol classful routing? Kita akan menggunakan protokol RIPv1 untuk mengetahuinya.

Konfigurasi RIPv1 di masing-masing router seperti di bawah ini:
Router 1:


Router 2:


Sekarang kita lihat tabel routing pada masing-masing router dengan perintah
> ip route print
Dapat kita lihat data di tabel yang memiliki flag r (rip) bahwa informasi network dari router lain yang diterima tidak sama dengan apa yang sudah kita konfigurasi. Kita mengkonfigurasi agar network 192.168.10.0 dan 192.168.20.0 terpecah menjadi dua subnet dengan CIDR /25 dan /30. Tetapi ketika protokol RIPv1 yang hanya mendukung classful routing mengirim data network dari router satu ke lainnya, informasi mengenai Subnet Mask atau prefix CIDR ini tidak diikutsertakan sehingga ketika informasi masuk ke router, router akan menyesuaikan prefix CIDR sesuai dengan default per kelasnya. Karena kita menggunakan IP kelas C, maka router akan menganggap dua subnet tadi menjadi satu nework dengan CIDR /24.



Meski begitu, kita tetap bisa menghubungi komputer pada dua subnet tersebut. Hanya saja, kita tidak bisa memblokir salah satu subnet di tabel routing karena sudah dilebur menjadi satu network.


Sekarang kita bandingkan dengan classless routing menggunakan RIPv2 yang sudah mendukung VLSM.
Proses menghapus protokol RIPv1 dan menggantinya dengan protokol RIPv2 pada masing-masing router seperti di bawah ini:
Router 1:


Router 2:


Sekarang bila kita lihat lagi tabel routing di masing-masing router, dua subnet yang kita buat tidak lagi melebur menjadi satu subnet, namun saling terpisah. Ini karena protokol classless routing turut mengirimkan informasi mengenai Subnet Mask sehingga router dapat memecah sebuah kelas IP menjadi beberapa subnet yang lebih kecil dan menentukan rutenya. Dengan begitu kita bisa memblokir suatu subnet tanpa mempengaruhi subnet lain yang berada dalam satu kelas IP.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Certificate Authority dengan OpenSSL

Untuk mempermudah hidup, OpenSSL menyediakan script untuk membuat direktori root CA secara otomatis yang berada di /usr/lib/ssl/misc/CA.pl (pada sistem operasi Debian). 1. Edit file /etc/ssl/openssl.cnf, sesuaikan dengan kebutuhan anda. Disini saya akan mengatur path direktori root CA ke /etc/ca, mengosongkan opsi stateOrProvinceName, dan mengubah beberapa default value. 2. Edit file /usr/lib/ssl/misc/CA.pl, cari variable "my $CATOP" dan arahkan ke direktori /etc/ca, sama seperti konfigurasi di /etc/ssl/openssl.cnf tadi. 3. Eksekusi script CA.pl dengan perintah perl /usr/lib/ssl/CA.pl -newca dan isi field sesuai kebutuhan. 4. Direktori /etc/ca akan terbuat, beserta isi sesuai dengan yang dibutuhkan direktori root CA. CA certificate terletak di /etc/ca/cacert.pem, salin file ini dengan format *.crt dan sebarkan ke PC client. 5. Buat certificate request untuk website. Isi field Common Name dengan domain website. openssl req