Langsung ke konten utama

Istilah dalam Pengalamatan Jaringan (Classful, Classless, CIDR, VLSM)

Classful

Classful secara harfiah berarti "dengan kelas". Dalam pengalamatan jaringan, Classful berarti pengalamatan berdasarkan kelas IP. Seperti yang kita tahu, IP address memiliki beberapa kelas dilihat dari bit pertama dari IP Address.


src: wikipedia.org


Dalam pengalamatan Classful, jumlah address yang tersedia adalah tetap, sesuai dengan kelasnya masing-masing. Hal ini menyebabkan penggunaan address yang tidak efisien. Misalkan anda ingin membuat sebuah jaringan berskala menengah dengan IP kelas B, dengan jumlah pengguna kurang lebih 45000 user. Jumlah alamat IP kelas B yang berjumlah 65534 tentu membuat jaringan anda menjadi tidak efisien dan rentan terhadap penyusupan karena ada lebih dari 15000 IP yang tidak digunakan. Itulah mengapa pada tahun 1993 dikenalkan metode pengalamatan Classless.


Classless


Bila Classful adalah pengalamatan jaringan berdasarkan kelas IP, maka Classless adalah kebalikannya. Classless adalah metode pengalamatan jaringan tanpa mengenal kelas IP. Metode ini menggunakan Classless Inter-Domain Routing (CIDR) atau juga dikenal sebagai panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang IP address kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks. Dengan metode ini kita dapat menghemat sejumlah IP address karena kita dapat memakai subnet mask yang berbeda untuk mengurangi jumlah IP Address yang terbuang sia-sia.
Saat ini metode Classless adalah metode yang paling banyak diterapkan di dunia jaringan dengan alokasi IP address menggunakan notasi CIDR. Metode ini juga memungkinkan jaringan untuk menggunakan VLSM. Contoh penulisan IP address dengan notasi CIDR

192.168.1.10/24

CIDR


Pernah melihat penulisan IP yang seperti ini?

192.168.135.10/27

Bagian yang dicetak tebal tersebut adalah notasi CIDR. Apa itu?

Menurut Wikipedia, Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.

Dalam sistem routing yang lama (Classful), IP address dibagi berdasarkan beberapa bit pertamanya, yang menghasilkan kelas-kelas IP seperti kelas A, B, C, D, dan E. Jumlah IP Address yang tersedia di masing-masing kelas ini adalah tetap dan tidak bisa diubah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan jaringan kita. Dengan dikenalkannya sistem routing Classless yang menggunakan CIDR, IP address dapat diatasi karena pembagian IP address tidak didasarkan pada bit pertama IP address, tetapi berdasarkan subnet mask, yaitu angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan Network ID dengan Host ID.

Seperti contoh di atas,

192.168.135.10/27

memiliki notasi CIDR 27, yang bila diterjemahkan ke dalam subnet mask berarti 255.255.255.224 (dalam biner 11111111.11111111.11111111.11100000, ada 27 bit 1). Dengan begitu dapat diketahui:

Network address: 192.168.135.0
Broadcast address: 192.168.135.31
Total IP address: 32
Range IP address yang tersedia untuk host: 192.168.135.1.192.168.135.30 (30 host)

Bila dibandingkan dengan routing secara Classful dimana host yang tersedia untuk IP kelas C berjumlah 254 dan tidak bisa diubah, penggunaan CIDR sangat membantu untuk menghemat IP address, dan mencegah adanya host lain yang dapat masuk ke jaringan karena adanya IP address yang tersisa.



VLSM


Variable Length Subnet Masking atau yang biasa disingkat VLSM adalah sebuah metode pembagian jaringan dimana dalam satu jaringan digunakan bermacam subnet mask untuk menghemat IP address ke titik maksimalnya. Ketika kita melakukan pengalamatan jaringan dengan metode Classful, semua subnet memiliki jumlah host yang sama karena subnet mask yang digunakan sama. Hal ini menyebabkan pengalamatan jaringan menjadi tidak efisien. Misalnya, jika kita menggunakan notasi CIDR /28 yang memiliki jumlah host 4 hanya untuk menghubungkan antar router yang hanya perlu dua IP address, kita telah menyia-nyiakan 12 IP address.
Oleh karena itu digunakanlah VLSM untuk mengatasi hal tersebut. Dalam membangun jaringan kita menggunakan berbagai subnet mask untuk setiap jaringan dalam rancangan pengalamatan kita. Yang harus kita ingat adalah jangan sampai alamat yang ada bersilangan satu sama lain.

Ada 5 aturan sederhana dalam VLSM:
1. Tentukan berapa bit host yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terbesar
2. Pilih subnet mask untuk jaringan terbesar
3. Pilih jaringan terbesar kedua untuk dikerjakan
4. Pilih jaringan terbesar ketiga untuk dikerjakan
5. Tentukan jumlah jaringan penghubung antar jaringan (router)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Certificate Authority dengan OpenSSL

Untuk mempermudah hidup, OpenSSL menyediakan script untuk membuat direktori root CA secara otomatis yang berada di /usr/lib/ssl/misc/CA.pl (pada sistem operasi Debian). 1. Edit file /etc/ssl/openssl.cnf, sesuaikan dengan kebutuhan anda. Disini saya akan mengatur path direktori root CA ke /etc/ca, mengosongkan opsi stateOrProvinceName, dan mengubah beberapa default value. 2. Edit file /usr/lib/ssl/misc/CA.pl, cari variable "my $CATOP" dan arahkan ke direktori /etc/ca, sama seperti konfigurasi di /etc/ssl/openssl.cnf tadi. 3. Eksekusi script CA.pl dengan perintah perl /usr/lib/ssl/CA.pl -newca dan isi field sesuai kebutuhan. 4. Direktori /etc/ca akan terbuat, beserta isi sesuai dengan yang dibutuhkan direktori root CA. CA certificate terletak di /etc/ca/cacert.pem, salin file ini dengan format *.crt dan sebarkan ke PC client. 5. Buat certificate request untuk website. Isi field Common Name dengan domain website. openssl req

Classless Routing dan Perbedaannya dengan Classful Routing

Di postingan sebelumnya sudah dicontohkan topologi classful routing dan sedikit dijelaskan mengenai perbedaan informasi yang dikirimkan antara classful routing dengan classless routing. Di postingan kali ini akan ditunjukkan perbedaan antara protokol classful routing (RIPv1) dengan protokol classless routing (RIPv2) menggunakan topologi classless (VLSM) seperti di bawah ini. Dengan proses konfigurasi IP Address sebagai berikut: Router 1: Router 2: PC-1: PC-2: PC-3: PC-4: Uji coba ping antar PC beda subnet satu router (PC-4 ke PC-3): Di penjelasan mengenai classful routing, kita mengetahui bahwa protokol classful routing tidak mendukung VLSM karena informasi mengenai Subnet Mask tidak dikirimkan dalam proses routing. Lalu apa yang terjadi bila topologi VLSM seperti diatas menggunakan protokol classful routing? Kita akan menggunakan protokol RIPv1 untuk mengetahuinya. Konfigurasi RIPv1 di masing-masing router seperti di bawah